Berjalan
bersama Tuhan dalam memilih pilihan hidup di masa depan
=========================================
Tanggal 7-9 Oktober 2015 adalah hari yang sangat
kutunggu-tunggu karena pada tanggal itu, akhirnya kami, murid-murid kelas XIIA1
akan pergi retret. Tema dari retret ini adalah
“berjalan bersama Tuhan menuju masa depan”. Berdasarkan panduan yang
diberi oleh Pak Mardhi, Tujuan yang mau dicapai melalui program retret ini
adalah:
1. membantu siswa kelas XII agar semakin mengenal diri kita
dengan segala kaunikannya, kekurangan dan kelebihannya, terutama nilai-nilai
hidup yang akan menjadi pegangan hidup mereka sehingga semakin mensyukuri
anugerah Tuhan.
2. membantu kita agar semakin mantab dengan pilihan hidup
mereka khususnya pilihan studi lanjut di perguruan tinggi.
3. membantu kita agar semakin menyadari kehadiran Tuhan dalam
setiap perjalanan hidup mereka.
4. semakin memantabkan
iman Katolik kita
Program ini diadakan dengan dua gelombang. Ret ret kelasku ini
adalah retret gelombang terakhir sehingga kelas lain sudah perjalanan pulang
sedangkan kelas ku baru dalam perjalanan menuju tempat retret. Retret gelombang
II ini di adakan di Puri Asih dengan guru pembimbing Pak Agus dan Bu Ina. Pada
seluruh sesi yang ada, kita diajak untuk silentium yaitu hening untuk merenung.
Pada hari pertama, sesi dimulai setelah istirahat dan snack
sore sekitar jam 4. Sesi diawali dengan perkenalan dari pembicara yang
merupakan seorang daikon, frater, dan romo. Mereka semua adalah OFM jadi mereka
semua berasal dari Flores. Setelah sesi selesai, acara pun dilanjutkan dengan
misa pembukaan. Dalam khotbah romo pada misa pembukaan ini dijelaskan bahwa
kita ini adalah ciptaan Tuhan yang diciptakan sangat amat baik olehNya, dan
kita punya derajat yang sama dengan laki-laki karena kita berasal dari tulang
rusuk laki-laki, bukan dari kepala yang lebih tinggi maupun kaki yang lebih
rendah melainkan dari tulang rusuk yang melambangkan bawha kita, para perempuan
setara dengan para pria. Pada hari pertama ini kita diajak untuk lebih mengenal
kepribadian diri kita masing-masing dengan tes kepribadian. Saya pribadi
berdasarkan hasil tes ternyata memiliki kepribadian ISTJ. Introvert, Sensing,
Thinking, Judging.
Walaupun retret ini sangat singkat, aku tetap mendapat sedikit
pencerahan dari retret 3 hari 2 malam yang diselenggarakan sekolah.
Sewaktu membuat refleksi mengenai retret ini, sebenarnya aku
bingung karena retret gelombang II ini berbeda dengan retret gelombang pertama.
Dari cerita yang kudengar dari teman teman yang mengikuti retret gelombang
pertama, mereka lebih membicarakan tentang masa depan mereka dan masalah yang
mereka hadapi dalam menuju masa depan mereka. Berbeda dengan retret yang aku
ikuti, retret ini aku menyimpulkan lebih menuju pada masalah yang ku hadapi
masa lalu dan masa kini yang dapat mempengaruhi masa depanku.
Setelah berpikir sekian lama, akhirnya aku pun tahu apa yang
harus kutulis dalam refleksi.
Gifted
Hands
Tanpa
kusadari, hidupku yang dulu adalah hidup yang penuh sesal. Setiap hari selalu
saja aku mengeluh, berpikir bahwa aku adalah manusia tersial di bumi ini,
selalu saja ada masalah yang datang dan mengganggu hidupku. Disaat aku berpikir
bahwa masalah yang satu sudah selesai, ternyata datang lagi masalah yang baru.
Misalnya saja sekitar 4 bulan yang lalu. Masa-masa ulangan umum telah selesai
dan kukira bahwa masalah pun sudah selesai, tetapi aku teringat masih ada
urusan gereja yang belum aku urus sedangkan aku adalah penanggung jawab dari
kegiatan itu. Belum lagi sekarang masalah masa depan dimana aku harus memilih
perguruan tinggi. Rasanya kepala sudah mau meledak karena banyaknya masalah dan
tantangan yang harus kulakukan. Aku sadari bahwa selama aku hidup di dunia ini,
tak mungkin masalah itu tidak datang.
Namun
pada hari itu, aku pun disadarkan. Ada sebuah video mengenai sebuah keluarga yang
sangat berkekurangan. Untuk makan saja, mereka memungut dari sisa makanan
orang. Rasanya sangat jijik ketika mereka memungut dan memakan makanan
tersebut, namun mereka tetap bersyukur atas apa yang bisa mereka dapat dan
mereka tetap berdoa mengucap syukur dan terima kasih atas segala anugerah Tuhan
yang bisa mereka dapat sehingga mereka bisa berkumpul bersama-sama sekeluarga
untuk menyantap makanan tersebut. Rumah mereka pun tidak bisa dikatakan layak,
sangat tidak layak sebenarnya. Namun dengan kondisi mereka yang menurutku
sangat menyedihkan itu, mereka tetap bergembira dan tidak membiarkan orang lain
mempengaruhi mereka. Mereka memang berkekurangan, tapi mereka tidak berusaha
untuk melakukan tindak criminal untuk mendapatkan uang. Mereka bukan pengemis
yang suka berbohong. Aku pun menjadi malu. Masalah yang aku hadapi itu tidak
ada apa-apanya dibanding mereka yang serba berkekurangan, tetapi sering kali
aku mengeluh akan segala masalah yang aku dapatkan, sedangkan mereka selalu
bersyukur atas segala sesuatu yang mereka dapatkan
Hampir
seluruh hidupku aku habiskan dengan mengeluh dan jarang sekali aku bersyukur
atas segala anugerah dan rahmat yang Tuhan berikan padaku. Dalam hidup banyak
tantangan yang datang.Tantangan dan masalah yang aku anggap paling krusial saat
ini adalah tentang masa depan. Ya masa depan. Masa depan yang sangat
menakutkan. Sampai saat itu pun aku masih bingung, bukan bingung mau ambil
jurusan apa, tetapi mau mengambil universitas mana.
Sering
terjadi konflik antara aku dan kedua orangtuaku mengenai universitas yang
sesuai. Lebih dari 5 kali kami beragumen mengenai hal ini dan aku merasa
seperti diserang. Sebenarnya aku tahu, pilihan yang diberikan orangtuaku adalah
yang terbaik untukku, tapi entah mengapa aku merasa aku tidak mungkin sanggup
jika aku melanjutkan perguruan tinggi disana. Aku telah mengatakan keterbatasan
yang aku miliki, tetapi mereka tetap saja memaksaku. Aku kadang merasa kesal.
Ini masa depanku, kenapa mereka yang menentukan.
Setelah
sekian lama berpikir, akhirnya kusadari. Perkataan dan pilihan yang mereka buat
adalah benar. Yang mereka lakukan adalah untuk kebaikan anaknya. Mereka tahu
kemampuan yang aku miliki dan mereka yakin bahwa aku bisa menjalaninya. Saat
aku merasa mereka menyerang aku, saat itu aku hanya berpikir pendek dan merasa
tidak yakin akan kemampuan diri sendiri, padahal sebenarnya aku bisa.
Apabila
aku menerima tantangan dan masalah dalam hidup dan aku menyikapinya dengan
bekerja keras dan memiliki iman akan Tuhan, tiada suatu yang mustahil. Dunia ini
masih punya begitu banyak hal untuk di eksplor. Kalau aku punya keberanian
untuk menerobos hal yang baru, hasilnya pasti akan sangat memuaskan sampai
kadang akupun tidak percaya akan hasilnya.
Dalam
mencari dan menemukan hal-hal yang baru kadang memang memerlukan waktu yang
lumayan lama dan harus berpikir jernih, dan jangan sampai emosi itu berdampak
buruk bagi diriku. Aku harus bisa menjaga emosi aku, jangan sampai emosi itu
yang menguasi diriku.
-----------------------------------------------------------------------------------
Yaa ini dia refleksi yang bisa kutangkap selama retret 3 hari 2 malam itu, walaupun awalnya pasti terasa bosan dan mengantuk, tapi akhirnya pada hari terakhir kita pun bisa lumayan bersenang-senang dan juga bahagia karena mendapat sesuatu yang berguna bagi masa depan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar